Honor Daerah "Nunggu Nasib", Emang Mereka Sampah Apa?

Pidato Bupati Lombok Timur, Drs. H.M. Sukiman Azmi,MM yang kurang lebih membahas "keadilan" khususnya terkait Honor Daerah beredar luas di beberapa group whats up. Mungkin juga di platform media sosial lainnya. Pidato tersebut disampaikan pada upacara memperingati hari pahlawan (10/11/2018)


Ragam respon kemudian bermunculan, dari yang biasa menganggapnya sebagai tradisi 5 tahunan atau mungkin juga ada yang berguyon menyiapkan tiket untuk merantau ke negeri orang, Andai 31 Desember 2018 adalah akhir karir sebagai honor daerah.

Namun sesungguhnya jika disimak dari potongan pidato tersebut (cari sendiri deh) maksud dari pidato mantan Bupati yang kembali lagi menjadi bupati itu bukanlah untuk memberhentikan atau menyapu habis sebagaimana sangka gosip yang beredar "sapu bersih non pendukung Sukma" sekali lagi mungkin bukan demikian maksudnya.


(Pliss deh, simak ulang pidato beliau dan renungi kata "Evaluasi & Keadilan". Tapi deh, emang sebelumnya enggak adil???) Jangan ambil hati yang bilang "Saya katakan berhenti, dan tidak diperpanjang, bla...bla....

Karena ada yang lucu dan bikin geli, diantaranya gosip Sapu Bersih yang digemboskan pertama entah oleh siapa. Emang mereka sampah apa?. Mereka itu para Abdi Negera lo, meski tak punya nomor induk atau hanya punya SK apa itu namanya. Yang jelas ada niat sebagai Abdi negera. Semoga. Nait dan kerja bener-bener sebagai Abdi Negera, gitu lo.

Yang lebih geli lagi, ketakutan (cocok g ya?) semakin mulai nampak dari wajah-wajah beberapa sahabat, yang ikut terlibat dan sempat berkoar soal siapa dan kemana arah dukungan sebelum 27 Juni 2018 silam. Siapa suruh? haha. Lalu bagaimana dengan yang mendukung Sukma, apa mereka merasa aman? Entahlah, tak ada anggaran untuk menelusurinya. Bukan kewajiban juga. 

Yang terpenting dibalik ciutan ini hanyalah mengajak siapa mengurangi gosip-gosip murahan akan (bak) sinetron balas dendam dan balas jasa. Gosip murahan yang bisa jadi mahal bagi para calo yang memanfaatkan keadaan untuk siapa yang ingin tetap bertengger menggunakan seragam coklat. Gitu ya? Emang Ada?. Entahlah.


Ada lagi, adalah upaya bersama untuk tetap menghargai cita-cita pemimpin kita sebelumnya (Ali BD) dan sekarang (Sukiman) serta calon pemimpin yang belum ditakdirkan memimpin Lombok Timur (Harum, Fiddin, Al-Habib). Mereka sama-sama memiliki cita-cita besar lo untuk pembangunan Lombok Timur. Namun, kerap dirusak oleh orang-orang terdekatnya.

Singkatnya sih, bisa enggak? tak ada lagi istilah Sukma, Fiddin, Harum, Al-habib dan sindiran-sindiran lain yang, lumayan sih jadi bahan gitu deh.